Suara Indonesia Membangun – Kabupaten Bogor, 17 Nopember 2024.
Puji Tuhan…pada tanggal, 17 Nopember 2024 telah terbentuk Badan Kerja Sama Gereja-Lembaga Kristen (BKSG-LK) Indonesia Kabupaten Bogor atau DPC BKSG LKI Kabupaten Bogor.
Pembentukan BKSG LKI di Kabupaten Bogor disambut hangat dan antusias karena kehadirannya sangat diharapkan oleh Gereja-Gereja yang ada di Kabupaten Bogor.
Kehadirannya akan membawa dampak yang positif untuk saling membangun dan saling peduli sesama hamba-hamba Tuhan dan Gereja-Gereja khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Bogor.
Acara Pengukuhan dan Pentahbisan diadakan di Gedung Tegar Beriman Kabupaten Bogor pada tanggal, 17 Nopember 2024, dihadiri sekitar 100 orang peserta dan undangan.
Sebelum Pengukuhan dan Pentahbisan Pengurus , acara didahului dengan Ibadah singkat, firman Tuhan disampaikan oleh Ketua Umum DPP BKSG LKI-Bapak Pdt.Dr.SM.Ferdinand Watti, M.Th, MPd.K dan disertai dengan Perjamuan Kudus
Kepengurusan DPC BKSG LKI Kabupaten Bogor dikukuhkan dan ditahbiskan oleh Ketua Umum DPP BKSG LKI-Bapak Pdt.Dr.SM.Ferdinand Watti,M.Th,M.Pd.K.
Kepengurusan DPC BKSG LKI Kabupaten Bogor dinahkodai oleh Pdt.Manahan Pasaribu,S.Pd.K sebagai Ketua dan Pdt.Nicky J.Wakkary,S.E,M.Th sebagai Sekretaris.
Dalam kepengurusan yang baru ada 8 Komisi dengan jumlah pengurus sekitar 60 orang belum termasuk pengurus kecamatan.
Dalam sambutan perdananya Ketua DPC BKSG LKI Kabupaten Bogor-Pdt.Manahan Pasaribu,S.Pd.K menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan DPP BKSG LK Indonesia buat dukungannya yang luar biasa sehingga DPC BKSG LK Indonesia di Kabupaten Bogor ini dapat terbentuk dan terima kasih kepada semua undangan yang hadir serta kepada seluruh panitia yang sudah bekerja keras untuk mewujudkan acara ini.
Menjawab pertanyaan Wartawan Indonesia Membangun-Bapak Anton Simanjuntak, Ketua Umum DPP BKSG LKI-Bapak Pdt.Dr.Fredinand Watti,M.Th,M.Pd.K, menyampaikan harapannya kedepan.
Mengacu kepada 3 (tiga) kata kunci BKSG LK Indonesia, yaitu :
1. Menjadi Problem Solver.
2. Menjadi Mitra Pemerintah.
3. Sinergitas dan Kolaborasi dengan lembaga-lembaga baik di internal Kristen maupun dengan Agama lainnya.
Harapannya ketika dibentuk, DPC BKSG LK Indonesia Kabupaten Bogor harus mulai menyusun program, dimulai dengan menginventarisir persoalan-persoalan apa yang ada di Kabupaten Bogor, baik persoalan kekristenan itu sendiri,
misalnya : masih adakah Gereja yang mengalami pelarangan dalam beribadah ?
Masalah perizinan Gereja…masih banyakkah yang mengalami kesulitan ?
Selanjutnya bagaimana dengan pendidikan Agama Kristen di Sekolah Negeri ?
Lebih lanjut Ketua Umum BKSG LK Indonesia menjelaskan : setelah semuanya itu di inventarisasi lalu dibuatlah program kerja.
Program kerja BKSG LK Indonesia merupakan satu komando dari pimpinan pusat, yaitu :
PROBLEM SOLVER
Kalau di pimpinan pusat menyelesaikan masalah-masalah yang ada ditingkat nasional sedangkan di Kabupaten menyelesaikan masalah-masalah yang ada ditingkat kabupaten, dengan tetap bermitra dengan pemerintah setempat.
Sekali lagi beliau sampaikan, setelah DPC BKSG LK Indonesia Kabupaten Bogor dibentuk, maka mereka harus kerja : Kerja Keras, Kerja Cerdas, demikian harapan beliau.
Sedangkan Ketua DPC BKSG LK Indonesia-Pdt.Manahan Pasaribu,S.Pd.K, menjelaskan bahwa Program kedepannya sama dengan apa yang telah disampaikan oleh Bapak Ketua Umum, yaitu dengan terlebih dahulu menginventarisasi masalah-masalah yang ada di Kabupaten Bogor., setelah menginventarisasi masalah-masalah yang ada kemudian dibuat program, jadi program kita datangnya dari bawah.
DPC BKSG Kabupaten Bogor seharusnya bukan seperti pemadam kebakaran, kejadian dulu baru bertindak, tetapi kita harus preventif, sebelum menjadi masalah kita sudah hadir untuk menyelesaikannya.
Dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut kita harus berkolaborasi dan membangun kemitraan dengan berbagai pihak baik dengan pemerintah maupun dengan ormas-ormas lainnya dan dengan tokoh-tokoh agama.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa persoalannya adalah KOMUNIKASI.
Itu sebabnya kita harus membangun komunikasi dengan berbagai pihak, juga yang ada dilingkungan kita.
Akhirnya beliau menceritakan pengalamannya ketika beliau dipercayakan sebagai pimpinan di Cileungsi, bagaimana menyelesaikan masalah-masalah Gereja yang ada di Cileungsi dan itu tidak mudah, namun dengan cara membangun komunikasi dengan berbagai pihak, Puji Tuhan…semua ada jalan keluar dan dapat diselesaikan dengan baik.
Anton S/Red