Bandung,- Media sosial yang dianggap banyak ditonton masyarakat ternyata tidak menjadi rujukan utama menentukan pilihan dalam kontestasi Pilkada di Bandung. Masyarakat justru lebih menjadikan media mainstream yang menjadi rujukan.
Demikian temuan penelitian Universitas Padjadjaran Bandung yang disampaikan oleh FX Ari Agung Prastowo acara ekspose penelitian di Kabupaten Bandung, Selasa (5/11/2024). Penelitian ini merupakan kerjasama dengan KPID Jawa Barat.
Ari melakukan penelitian di Kota Bandung dengan mewawancarai 150 responden. Mereka 100 persen menyatakan menonton TV Lokal. Lama menonton dalam sebulan rata-rata 26 hari dan lama menonton rata-rata 1.6 jam perhari.
Ketika responden ditanya media mana yang menjadi rujukan, responden menjawab lebih percaya pada TV maupun Radio. Dalam bahasa Sunda, jawaban masyarakat adalah “medsos mah lieur, teu ngartos” maksudnya adalah medsos hanya bikin bingung dan tidak mengerti.
Ari memberikan rekomendasi agar intensitas penayangan Pilkada di media mainstream menjadi penting untuk lebih meyakinkan calon pemilih.
Sebelumnya Ketua KPID Jawa Barat Dr. Adiyana Slamet menjelaskan ekspose hasil penelitian kali ini, dilakukan oleh Empat perguruan tinggi. Yakni Universitas Padjadjaran, universitas Muhammadiyah Bandung, Universitas Pakuan, dan Universitas Pasundan Bandung.
Penelitian ini untuk memastikan berbagai isu strategis yang dapat menjadi panduan dalam menentukan program KPID Jawa Barat, sekaligus memastikan seberapa besar akses masyarakat terhadap lembaga penyiaran.***