Oxytane®: Fuel Treatment Berstandar Internasional untuk Emisi Rendah dan Efisiensi Tinggi

Jakarta, Editorialbogor.com

Jika Anda menginginkan penghematan bahan bakar, ingat selalu Oxytane®. Inilah fuel treatment yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan secara signifikan mengurangi semua gas buang beracun. Sangat praktis !! Hanya perlu menambahkan 1 Liter Oxytane® untuk setiap 5.000 liter bahan bakar (Solar atau Bensin, red) dan atau 1 Liter untuk 3.500 liter Biosolar B35. Atau juga cukup 1ml untuk 5 liter Bensin bagi kendaraan bermotor Anda. Dan Oxytane® akan menstabilkan densitas bahan bakar, yang menghasilkan pembakaran lebih sempurna, bersih dan efisien.

“Jadi tidak hanya meningkatkan efisiensi bahan bakar tetapi juga memberikan penghematan yang besar dan meningkatkan profitabilitas bagi setiap penggunanya,” ujar Syofi Raharja, CEO PT.Oxytane Mitra Indonesia saat ditemui di pameran TradeExpo dari Kementerian Perdagangan di ICE BSD, Tangerang, Banten (11/10).

PT.Oxytane Mitra Indonesia telah berdiri dua tahun lalu, dengan Manufacturingnya di Cibitung, Jawa Barat. Dan Oxytane® merupakan produk buatan UK, sebagai solusi percepatan emisi net Zero Carbon.

Oxytane® dirancang untuk membersihkan endapan karbon yang terbentuk di ruang pembakaran, mengembalikan serta meningkatkan kinerja serta efisiensi mesin, dan penghematan bahan bakar. Disamping Oxytane® mampu melampaui kondisi mesin baru.

Oxytane® menjaga ruang pembakaran tetap bersih dari endapan karbon, mengembalikan efisensi dan kinerja mesin melebihi spesifikasi pabrikan, sehingga menjadikannya lebih efisien dan ekonomis dengan emisi yang berkurang.

Oxytane® menghilangkan efek dari kavitasi dan agitasi dalam bahan bakar yang merupakan penyebab utama kontaminasi dan emisi. Sehingga Oxytane® menghilangkan kontaminan dari bahan bakar yang menyebabkan emisi. Sehingga menjadikannya lebih bersih dan lebih padat. Hal ini memungkinkan bahan bakar terbakar lebih efisien untuk menghasilkan energi, meningkatkan penghematan bahan, dan mengurangi emisi secara signifikan.

Oxytane® merupakan hasil penelitian intensif dan pengembangan, serta merupakan salah satu dari sedikit perawatan bahan bakar di dunia yang sesuai dengan standar Eropa EN-590. Dan standar Amerika, juga standard Internasional ASTM, bila dicampur dengan bahan bakar biasa.

“Produk ini adalah hasil dari penelitian dan pengembangan intensif, sekaligus merupakan satu satunya fuel treatment di dunia yang sesuai dengan standar Eropa EN-590. Aman digunakan seperti bahan bakar yang biasa di kendaraan atau mesin apapun,” tegas Syofi Raharja, CEO PT.Oxytane Mitra Indonesia saat ditemui usai Diskusi Smart Solution for Carbon Emission Problem, yang turut dihadiri pula oleh Andi Rizaldi, ST, MM
Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), dan Sanny Iskandar Ketua Umum HKI (Himpunan Kawasan Industri Indonesia) di Hall 2 Pameran TradeExpo dari Kementerian Perdagangan di ICE BSD, Tangerang, Banten.

Di Indonesia Oxytane® telah melalui pengujian oleh lembaga pemerintah seperti Lemigas dan BRIN, serta lembaga komersial Trakindo / CAT. Secara International, Intertek juga telah menguji dan melaporkan hasil yang melebihi klaim kami.

Oxytane® yang telah hadir di 70 negara dan di 5 Benua, telah diuji secara institusional dan terbukti memberikan semua manfaat yang disampaikan. Seperti Oxytane® dirancang dan direkayasa secara kimia untuk menstabilkan kepadatan bahan bakar, menghasilkan pembakaran yang lebih bersih dan lebih lengkap serta hemat energi sehingga meningkatkan efisiensi mesin.

Dan Bahan Bakar Fosil menjadi solutif energi yang lebih berkelanjutan ketika dicampur dengan Oxytane®. Karena Oxytane® cocok untuk segala jenis bahan bakar fosil dan juga mesin apa pun. Sekaligus solusi cepat mencapai target emisi nasional 2040.

Dunia kini berfokus pada produksi bahan bakar alternatif yang lebih berkelanjutan. Sebagai fuel treatment, Oxytane® adalah solusi yang paling layak secara komersial dan efektif dari segi biaya untuk mengatasi masalah emisi yang dihadapi politik global dan populasi kita saat ini.

Dan Andi Rizaldi, ST, MM, selaku Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), mengingatkan ada lima sektor dalam Protokol Paris yang menjadi perhatian dalam penurunan emisi karbon, yakni Sektor Energi, Limbah atau Sampah, Prosesing Manufaktur, Publik Culture dan Perikanan. Seperti pernah dikutip pada YouTube Narasi Najwa Shihab terkait penurunan Emisi CO2, jika 2050 kita tidak lakukan apapun, maka ancaman terburuknya kota kota seperti Bombay, Shanghai, Bangkok dan Jakarta konon bakal tenggelam. Oleh karenanya butuh Strategi Kebijakan dalam mendukung transisi energi berkelanjutan serta kontribusi terhadap target emisi nol bersih menuju Indonesia Emas.

Sementara itu, Sanny Iskandar Ketua Umum HKI selaku Himpunan Kawasan Industri Indonesia, menjelaskan bahwa penurunan emsii karbon di 117 Kawasan Industri di 24 Propinsi terus dilakukan secara bertahap dan komprehensif. Melalui Konsep Smart Eco Industrial Park, Transformasi Digital, maupun Transisi Green Energi dan lain sebagainya seperti Penerapan Energi Terbarukan, Inisiative Green Industrial atau Kemitraan dengan Pihak lain. Dimana ini implementasi Smart ECO Industrial Park telah digunakan di KIICI, MM2100, Medan, Batamindo dan lainnya.

 

Related posts

Leave a Comment