Jakarta, Editorialbogor – Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, kembali menggelar simulasi evakuasi bahaya kebakaran gedung yang melibatkan karyawan badan pengelola Inner City Management (ICM) dan penghuni. Program ini menjadi salah satu bentuk pengurus Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) Kalibata City terhadap keamanan dan keselamatan orang-orang yang tinggal di kawasan tersebut.
Ketua PPPSRS Kalibata City Musdalifah Pangka mengatakan, selain gempa bumi, peristiwa kebakaran di gedung bertingkat, khususnya apartemen kerap terjadi. Tapi jika tidak ada persiapan ketika musibah itu datang, maka dampak yang timbulkan bisa fatal bahkan korban jiwa bisa melayang.
Untuk itu, kata dia, kesadaran akan pentingnya penanganan bencana kebakaran menjadi hal utama yang harus ditanamkan kepada pemilik dan penghuni, serta para pedagang Kalibata City. Sehingga pada saat terjadi keadaan darurat (kebakaran) mereka sudah siap melakukan apa dan yang penting tidak ada kepanikan berlebihan.
”Karena itu, simulasi evakuasi dan penanggulangan kebakaran rutin kami selenggarakan dua kali dalam setahun. Kami senang kegiatan ini selalu dapat respon positif dari warga Kalibata City, karena ini menyangkut keselamatan kita bersama,” jelas Bunda Musdalifah (sapaan akrabnya) di sela-sela acara General Evacuation Kebakaran dan Gempa Bumi, beberapa waktu lalu, di Jakarta Selatan.
Program ini diselenggarakan, kata Musdalifah, dengan maksud meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan kebakaran dan proses evakuasi di saat terjadinya peristiwa kebakaran. Sebab risiko kebakaran kapan dan dimana saja bisa terjadi, karena itu dibutuhkan kesiapan seluruh pemangku kepentingan apartemen Kalibata City.
Kegiatan General Evacuation ini juga melibatkan Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG) dan Tenant Safety Officer (TSO) yang sudah dibentuk Badan Pengelola, dengan menghadirkan juga tenaga profesional dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta.
Dalam kesempatan yang sama PPPSRS Kalibata City juga melantik 29 anggota Tenant Safety Officer (TSO) yang merupakan warga atau penghuni apartemen Kalibata City. Dari 18 tower diwakili 5 – 6 orang yang tugas utamanya membantu evakuasi warga jika terjadi keadaan darurat (kebakaran atau gempa bumi).
General Manager Apartemen Kalibata City Martiza Melati mengungkapkan, awalnya tidak mudah mencari warga yang bersedia mengembang tugas ini, namun setelah badan pengelola melakukan pendekatan, akhirnya bisa dilengkapi kepengurusan TSO Kalibata City, periode 2024 – 2027.
Anggota TSO ini, lanjut Martiza, akan dibakali pengetahuan dan praktek langsung harus berbuat apa jika keadaan darurat, dengan bekerja sama dengan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta dan instansi terkait lainnya.
”Tugas anggota TSO juga melakukan monitoring, pencegahan, dan mengedukasi warga terkait keadaan darurat. Nah pada acara general evacuation hari ini, kami langsung melibatkan seluruh anggota TSO Kalibata City,” tutur Martiza.
Pada acara simulasi tersebut, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta memberikan edukasi kepada warga Kalibata City mengenai mitigasi pencegahan kebakaran, tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran, dan bagaimana melakukan pertolongan pertama terhadap diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Salah seorang penghuni Apartemen Kalibata City Yanee mengapresiasi program simulasi evakuasi dan penanggulangan kebakaran yang dilakukan PPPSRS lewat Badan Pengelola. Kegiatan ini sangat penting, jika terjadi peristiwa kebakaran para penghuni sudah mengetahui upaya yang harus dilakukan.
“Simulasi ini sangat besar manfaatnya bagi kami untuk meningkatkan kesadaran dalam mencegah terjadinya kebakaran dengan mengenal indikasi sedini mungkin, serta kesiapsiagaan dan kemampuan dalam menangani peristiwa kebakaran,” ungkap Yanee. (***)