Purwakarta, Editorialbogor – Gunung Parang terkenal karena keindahan alamnya yang menakjubkan, terutama formasi batu-batuannya yang unik. Tempat ini juga populer di kalangan pendaki gunung dan pecinta alam karena menawarkan berbagai rute pendakian yang menantang serta pemandangan yang spektakuler dari puncaknya. Selain itu, Gunung Parang juga menjadi tempat favorit untuk kegiatan seperti panjat tebing dan camping.
Gunung Parang berlokasi di Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta. Gunung Parang merupakan sebuah gunung batu andesit yang ketinggiannya mencapai 963 mdpl, Gunung Parang merupakan gunung batu andesit tertinggi di indonesia dan tertinggi ke-2 di asia. Untuk menaklukannya pengunjung bisa mencoba dengan berbagai cara, mulai dari rock climbing hingga melalui jalur via ferrata, yakni jalur yang dilengkapi dengan tangga besi. Jalur Via Ferrata di Gunung Parang, terdapat beberapa tingkatan mulai dari 100 meter, 250 meter, 300 meter dan paling tinggi Top Tower 900 meter.
Beberapa waktu lalu, anggota muda TRAMP (Top Ranger And Mountain Pathfinder) menjajal tebing Parang dan berhasil menemukan beberapa point jalur panjat yang telah ditinggalkan para pendahulu.
“Parang termasuk grade berat, tegak lurus dengan kombinasi cacat tebing Parang. Junior ini terinspirasi oleh seniornya, Vicky Gosal, salah satu Pendiri Tramp yang tahun 1980 telah melakukan Expedisi ITB di Tower 2 Parang bersama Hary Skygers ketika membawa nama ITB,” kata Pendiri TRAMP, Ronaldo Edmund di akun media sosialnya, dikutip Senin (25/3/2024).
Dijelaskan, Sabtu (23/3/2024) pagi, dia dikabari Tim Geger Bentang Diksar TRAMP Rindam Jaya 2023 yang didampingi Kapten Kowad, Ismiranti, Guru Militer Rindam, Sersan Sentot, Danramil 1908/Purwakarta Kapten Arm Amarudin dan Tim 8 org mulai menggarap Tower 2 Parang.
“Ternyata mereka bisa, meski sempat diremehkan. Berkat latihan terukur mereka bisa,” puji Kak Oli, panggilan akrab Rolando Edmund.
Ditambahkan, mereka rutin melatih fisik di Rindam Jaya dan Rope Accses n Teory Climbing Stimulasi di Jembatan Ciliwung, Panus Depok, selama 4 bulan. Atlit Panjat TRAMP berusia 19 – 21 tahun.
Untuk diketahui, olahraga panjat dinding di Gunung Parang atau di tempat lain, ada hal-hal yang perlu dipersiapkan secara matang, karena olahraga panjat dinding adalah kegiatan yang menggunakan tangan dan kaki untuk mencapai puncak atau titik tertentu. Ini melibatkan kekuatan, keterampilan teknis, dan ketahanan fisik.
Untuk itu perlu disiapkan, perlengkapan panjat, seperti sepatu panjat, tali panjat, dan harness. Helm untuk melindungi kepala dari jatuhnya batuan atau perlengkapan panjat. Gantungan magnesium (chalk) untuk menjaga tangan tetap kering saat memanjat. Perlengkapan keselamatan tambahan seperti karabiner dan perangkat pengaman (belay device).
Selain itu perlu disiapkan pakaian yang nyaman dan sesuai untuk panjat, biasanya berbahan elastis dan tidak terlalu longgar. Air minum dan makanan ringan untuk menjaga energi selama kegiatan panjat. Dan pastikan untuk memahami teknik-teknik dasar panjat dinding dan memiliki pengalaman atau pendampingan yang memadai sebelum mencoba panjat dinding di Gunung Parang atau di tempat lain.
Lama waktu yang dibutuhkan untuk panjat dinding di Gunung Parang bisa bervariasi, tergantung pada tingkat kesulitan rute pendakian yang dipilih, kondisi fisik dan pengalaman pelaku panjat dinding, serta cuaca. Rata-rata, waktu yang dibutuhkan untuk panjat dinding di Gunung Parang bisa berkisar antara beberapa jam hingga setengah hari, tergantung pada tujuan dan seberapa sering istirahat di antara pendakian. Pastikan untuk merencanakan dengan baik dan memperhitungkan semua faktor tersebut sebelum memulai pendakian. (***)